Kamis, 13 Januari 2011

Apprentice Entrepreneur

Profesional / Karyawan pun ... HARUS BERSIAP untuk BER-WIRAUSAHA



DIMULAI dengan pertanyaan-pertanyaan ini ...

1)Sudah berapa lama bekerja profesional sampai dengan sekarang?
2)Koq tidak usaha sendiri saja? Kenapa?
3)Kapan akan pensiun dan gimana persiapannya dari sekarang?
4)Apakah sekarang terpikir untuk memulai persiapan usaha mandiri? Gimana caranya?

DITUTUP dengan pernyataan ini ...
"Cepat atau lambat akan sampai di titik harus memutuskan -- Saya "HARUS" berwirausaha !!

Ambil jalan untun menjadi Wirausahawan Terdidik (Entrepreneur By Trained).

Silakan ikuti program berikut ...

  
Small Business Start-Up Program
  
Latar Belakang
Sebuah negara akan maju secara ekonomi apabila jumlah wirausahawan, dalam hal ini usaha kecil, menengah dan besar, mencapai minimum 2% dari populasi penduduk. Saat ini di Indonesia tercatat baru 0,18% saja yang menjadi wirausahawan kecil menengah dan besar. Berarti dibutuhkan peningkatan lebih dari 10 kali lipat dari jumlah tersebut.

Selebihnya adalah para pekerja, pegawai dan profesional yang mana sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk memiliki usaha sendiri. Tetapi mereka menghadapi berbagai macam kendala untuk memulai seperti ide, modal, keahlian, keberanian dll.

Menjembatani motivasi mereka untuk menjadi wirausahawan, sebagai langkah awal bagi para pemula adalah memasuki usaha skala mikro, yang mana diharapkan mereka akan berkembang dan naik kelas ke usaha kecil, menengah dan besar. Usaha mikro merupakan sebuah langkah realistis bagi mayoritas orang dengan mempertimbangkan modal, resiko, dan keahlian.

Berangkat dari hasrat mereka untuk menjadi wirausahawan dan mempertimbangkan banyak sekali yang mencoba tapi tidak berhasil, maka dibutuhkan sekali pembimbingan dan pendampingan bagi mereka untuk belajar berproses untuk menjadi wirausahawan berhasil, yang dimulai dari usaha skala mikro.

Sebuah program pembimbingan dan pendampingan yang baik akan dapat mencetak dan meningkatkan jumlah wirausahawan tangguh dan berhasil, sehingga jumlah minimum 2% akan tercapai. Sebuah usaha akan berhasil apabila ada pihak yang bercita-cita menjadi wirausahawan, pihak yang menyediakan edukasi dan pihak yang memberikan bimbingan dan pendampingan, selain daripada usaha yang cocok realistis dan potensial.


Tujuan Program
Mencetak 1000 wirausahawan baru yang sukses dalam waktu 2-5 tahun.


Sasaran Program
Memperlengkapi dan memberdayakan peserta program untuk menjadi wirausahawan skala mikro di bidang ritel distribusi yang sukses:

1. Dalam waktu 10 bulan memiliki aset usaha senilai Rp 2 Milyar yang menghasilkan “residual royalty income” sebesar minimum Rp 10 juta/bulan secara berkelanjutan (“on-going income”).



2. Dalam waktu 25 bulan memiliki aset usaha senilai Rp 4 Milyar yang menghasilkan “residual royalty income” sebesar minimum Rp 25 juta/bulan secara berkelanjutan (“on-going income”).



3. Dalam waktu 50 bulan memiliki aset usaha senilai Rp 10 Milyar yang menghasilkan “residual royalty income” sebesar minimum Rp 50 juta/bulan secara berkelanjutan (“on-going income”)



Deskripsi Program
Program didisain untuk dilakukan secara paruh waktu paralel dengan pekerjaan atau aktifitas utama dengan metodologi seperti UT (universitas terbuka), yaitu layaknya dosen, program, sistem dan peserta tidak harus secara fisik berada di tempat dan waktu yang sama.

Disain program seperti ini sangat cocok bagi mereka yang sangat sibuk, tidak punya waktu, tetapi sangat menginginkan perubahan dan mau menyisihkan waktu untuk mengikuti proses pembelajaran dan prakteknya. Dengan menggunakan sistem dan alat Bantu yang relevan dengan kondisi peserta, akan memungkinkan peserta menjalani prosesnya dengan efisien dan efektif, sejauh peserta memang serius dan komitmen penuh.

Peserta akan diarahkan untuk menjadi wirausahawan skala mikro dengan melalui tahapan pembelajaran berjenjang setiap 3 bulan. Ada teori dan praktek langsung usaha mikro yang dianjurkan, dalam hal ini di bidang ritel distribusi. Materi akan diberikan dalam bentuk CD audio, video, buku panduan, seminar dan konvensi. Akan ada seorang Mentor yang akan secara pribadi melakukan pembimbingan dan pendampingan kepada peserta dalam proses tahapan pembelajaran awal (3 bulan pertama) yang akan berkelanjutan ke tahapan berikutnya.

Kesuksesan peserta terukur dari hasil yaitu besarnya aset usaha yang dibangun dalam tahap 10 bulan, 25 bulan atau 50 bulan (tergantung dari program mana yang dipilih).


Peserta Program
Pegawai (staf sd direktur) atau/dan Profesional

CATATAN KHUSUS:
Peserta TIDAK TERDAFTAR sebagai agen asuransi, agen properti, anggota MLM dan broker saham atau instrumen investasi lainnya.


Jadwal dan Tempat Pelaksanaan
Setiap peserta punya fleksibilitas untuk memulai di masa yang mereka pilih berdasarkan komitmen peserta. Begitu pula dengan tempat, program ini dapat dilakukan berdasarkan interaksi fisik dan juga secara jarak jauh.

Untuk kedua hal tersebut dianjurkan untuk dibicarakan dengan Mentor agar peserta dan segera memulai dengan langkah yang baik.


Pendaftaran
Peminat dapat mendaftarkan kepada beauty_future21@yahoo.co.uk atau 0813 475 07265. Akan dilakukan "interview" untuk memastikan tujuan, motivasi dan kesiapan peserta untuk keikutsertaannya.

 
Salam Mandiri Bebas,
 
Ade Fernanda
Advisor Personal Coach
+62 813 475 07265
beauty_future21@yahoo.co.uk

Rabu, 05 Januari 2011

Perbedaan Paradigma - Pendekatan Bisnis/Usaha

PERBEDAAN PARADIGMA -- Pendekatan Business/Marketing

Terlalu banyak macam jenis pilihan peluang (kesempatan) untuk melakukan bisnis dengan berbagai bentuk pemasaran telah membuat masyarakat "bingung" dan "mis-konsepsi" terhadap hal yang sebenarnya.

Berbagai macam penawaran beredar (berseliweran) di sekitar kita dengan menjanjikan hal yang "muluk" bahkan sampai dengan yang mengatakan akan mendapatkan "return" lebih mudah, lebih cepat dan lebih besar. HATI-HATI dengan PENAWARAN seperti tersebut !!

Ini telah mengakibatkan banyak sekali kekeliruan terjadi di masyarakat dalam hal ekspektasi, penerapan, dan bahkan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Beberapa contoh dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa banyak pihak/oknum yang menggunakan kedok usaha MLM, Investasi, Arisan Berantai dan lain sebagainya yang pada akhirnya merupakan jenis penipuan klasik yang dipoles menjadi tawaran menarik terkini.

Untuk memberikan informasi, persepsi,perspektif dan paradigma yang benar mengenai jenis pendekatan bisnis /marketing, berikut ini adalah gambaran beberapa konsep bisnis/marketing yang ada:
  1. Direct Selling ... 1 x 1000
  2. Multi Level Marketing ... 10 x 100
  3. Guerilla Marketing ... 100 x 10
  4. Network Marketing / Franchising ... 1000 x 1
  5. Referral Marketing ... 1000 x 10
  6. Intellectual Distribution ... 1000 x 100
  7. e-Commerce ... 1000^10

Deskripsi dari masing-masing pendekatan:
  • Direct Selling: berorientasi kental pada sales product ... tercermin dengan 1x1000 ... yaitu seorang salesman bisa menjual 1000 produk. Tetapi bila salesman tsb sakit, tidak akan ada penjualan/omset.
  • Multi Level Marketing: berorientasi pada perekrutan beberapa salesman untuk bisa menjual sehingga bisa mencapai omset lebih besar ... tercermin dengan 10x100 ... yaitu beberapa salesman (10 orang) menjual banyak (100) produk. Tetapi bila semua salesman sakit/tidak aktif, maka tidak akan ada penjualan/omset.
  • Guerilla Marketing: berorientasi pada membentuk sel-sel/kelompok kerja (seperti gerilyawan) yang mahir melakukan marketing (bukan sales) untuk bisa memasarkan produk ke target pasarnya ... tercermin dengan 100x10 ... yaitu para marketer (100 gerilyawan) aktif melakukan pemasaran beberapa (10) produk.
  • Network Marketing / Franchising: berorientasi pada pembentukan komunitas konsumen yang loyal yang mengkonsumsi produk ... tercermin dengan 1000x1 ... yaitu para konsumen (1000 orang) menggunakan sedikit (satu) produk saja. Bila para konsumen sakit, mereka tetap akan belanja rutin kebutuhan mereka alias omset penjualan tetap terjadi.
  • Referral Marketing: berorientasi pada konsumen yang loyal mengkonsumsi beberapa produk ... tercermin dengan 1000x10 ... yatu para konsumen loyal (1000 orang) menggunakan beberapa (10) produk. Bila para konsumen sakit, mereka tetap akan belanja rutin kebutuhan mereka alias omset penjualan tetap terjadi.
  • Intellectual Distribution: berorientasi pada rekomendasi dan distribusi oleh para konsumen kepada komunitas sekeliling mereka, karena para konsumen ini juga menjadi pelaku bisnisnya ... tercermin dengan 1000x100 ... yaitu para 1000 konsumen (sekaligus pebisnisnya) memberikan rekomendasi ke lingkungannya tentang sejumlah (100) produk/jasa yang mereka gunakan/nikmati/senangi dan mendistribusikannya kepada para pengguna.
  • e-Commerce: beorientasi pada komunitas konsumen yang luas yang dapat bertransaksi dengan tidak dibatasi waktu dan wilayah, juga sekaligus mereka bisa melakukan rekomendasi (referral) kepada lingkungannya dan bisa mendistribusikannya ... tercermin dengan 1000^10 ... yaitu para 1000 konsumen dapat melakukan variasi dari konsumsi, rekomendasi, pemasaran dan memiliki bisnisnya juga jalur distribusinya.
Sebagai analogi sederhana untuk mendapatkan gambaran terhadap setiap hal di atas. Ibaratnya BURGER bisa dijual dengan beberapa cara seperti:

1)Dijual di rumah

2)Dijual di gerobak di pinggir jalan

3)Dijual dengan dagang keliling asongan

4)Dijual di sebuah "rumah makan"

5)Dijual dengan cara seperti McDonald (franchise).


Sama-sama BURGER sebagai obyeknya, tetapi bila kita memilih salah satu tentunya ada konsekuensi logis jenis upaya yang akan terkait. Tapi bila kita ingin memiliki BISNIS BURGER yang SUKSES, tentunya kita akan mengambil pilihan seperti sistem McDonald (meskipun tidak lebih enak daripada yang dibuat di rumah).

Tulisan ini dibuat untuk meluruskan mis-persepsi dan mis-konsepsi yang terlanjur keliru dianut oleh masyarakat sehingga merugikan para pebisnis, pelaku usaha, produsen produk, penyedia jasa dan juga para konsumen.

Semoga ini bermanfaat dan dapat menjelaskan.


Salam Optimis,
 
ADE FERNANDA NASUTION
Robert Kiyosaki Implementary
081347507265
beauty_future21@yahoo.co.uk